Abstract
The dengue prevention socialization program at Pondok Pesantren Raudhatul Ulum, Bojonegoro, was conducted to anticipate the spread of dengue fever during the rainy season. Factors such as population density, health promotion, and community attitudes influence dengue cases, while public knowledge has yet to show a significant impact. The program aimed to educate students on the importance of healthy living and maintaining environmental cleanliness to prevent dengue fever. The program was designed in four stages: socialization, technology implementation, mentoring and evaluation, and sustainability. The focus was on education, the use of simple tools, and enhancing the capacity of health cadres. Sustainability was ensured through integration into the boarding school’s routine agenda, active partner involvement, and collaboration with health institutions. The dengue prevention socialization program at Pondok Pesantren Raudhatul Ulum, Bojonegoro, on November 11, 2024, utilized a Participatory Learning and Action (PLA) approach that actively engaged students. The activities included educating the students on the 4M Plus method, distributing guidebooks, and providing larvicide. The main challenge was ensuring students' consistency in implementing preventive measures, while sustainability opportunities were supported through regular monitoring. The dengue prevention socialization program at Pondok Pesantren Raudhatul Ulum successfully increased students' knowledge and participation through the 4M Plus method and an interactive approach, although consistent implementation of preventive measures still requires further monitoring.
Keywords
Dengue prevention,4M Plus method, Participatory Learning and Action.
Abstrak
Sosialisasi DBD di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum, Bojonegoro, dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran saat musim penghujan. Faktor kepadatan penduduk, promosi kesehatan, dan sikap masyarakat mempengaruhi kasus DBD, sementara pengetahuan masyarakat belum berdampak signifikan. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan edukasi kepada santri tentang pentingnya hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah DBD. Program dirancang melalui empat tahap: sosialisasi, penerapan teknologi, pendampingan dan evaluasi, serta keberlanjutan, dengan fokus pada edukasi, penggunaan alat sederhana, dan peningkatan kapasitas kader kesehatan. Keberlanjutan dijamin melalui integrasi ke agenda pondok, pelibatan aktif mitra, dan kerja sama dengan instansi kesehatan. Sosialisasi pencegahan DBD di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum, Bojonegoro, pada 11 November 2024, menggunakan pendekatan Participatory Learning and Action (PLA) yang melibatkan santri secara aktif. Kegiatan ini mencakup edukasi metode 4M Plus, distribusi buku panduan, dan larvasida, dengan tantangan utama memastikan konsistensi santri dalam pencegahan DBD dan peluang keberlanjutan melalui monitoring rutin. Sosialisasi pencegahan DBD di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum berhasil meningkatkan pengetahuan dan partisipasi santri melalui metode 4M Plus dan pendekatan interaktif, meskipun konsistensi penerapan langkah preventif masih membutuhkan pemantauan.
Kata Kunci
Sosialisasi DBD, 4M Plus, Participatory Learning and Action.
Reference
Choiri, M. M., Nurdiansyah, D., Barata, M. A., Abidin, Z., and Nasirudin, M. (2025). Sosialisasi DBD berbasis Statistik Kesehatan dan Agama di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Campurejo Bojonegoro . Jurnal SOLMA, 14(2), 2438–2445. doi.org/10.22236/solma.v14i2.18091
Tidak ada komentar:
Posting Komentar